Seorang narapidana yang sudah mendekam di penjara selama 10 tahun melarikan diri. Dia masuk ke dalam sebuah rumah untuk mencari makanan dan merampok.
Sepasang suami-istri muda pemilik rumah tersebut ketakutan dan membiarkan diri mereka diikat. Saat mengikat sang istri, terlihat perampok tersebut menciumi leher sang istri dan kemudian ia pergi ke kamar tidur mencari sesuatu.
“Sayangku…” kata suaminya.
“Dari pakaiannya kelihatan perampok ini baru lari dari penjara. Wajahnya kelihatan kejam sekali. Aku lihat tadi dia menciummu. Mungkin selama di penjara dia tidak lagi pernah merasakan wanita. Kalau dia ingin menidurimu, biarkan saja, turuti kemauannya dan jangan dilawan, daripada engkau celaka. Kuatkan hatimu sayang… aku bisa mengerti”
“Sayangku…” jawab istrinya.
“Perampok itu tidak menciumku, dia hanya berbisik. Katanya dia seorang gay dan dia bilang kamu keren. Dia juga tanya apa ada vaseline di rumah ini lalu aku katakan ada di lemari di kamar tidur. Kalau dia menginginkan kamu, biarkan saja, turuti kemauannya dan jangan dilawan sayang, dari pada engkau celaka. Kuatkan hatimu sayang… aku bisa mengerti.”
Sepasang suami-istri muda pemilik rumah tersebut ketakutan dan membiarkan diri mereka diikat. Saat mengikat sang istri, terlihat perampok tersebut menciumi leher sang istri dan kemudian ia pergi ke kamar tidur mencari sesuatu.
“Sayangku…” kata suaminya.
“Dari pakaiannya kelihatan perampok ini baru lari dari penjara. Wajahnya kelihatan kejam sekali. Aku lihat tadi dia menciummu. Mungkin selama di penjara dia tidak lagi pernah merasakan wanita. Kalau dia ingin menidurimu, biarkan saja, turuti kemauannya dan jangan dilawan, daripada engkau celaka. Kuatkan hatimu sayang… aku bisa mengerti”
“Sayangku…” jawab istrinya.
“Perampok itu tidak menciumku, dia hanya berbisik. Katanya dia seorang gay dan dia bilang kamu keren. Dia juga tanya apa ada vaseline di rumah ini lalu aku katakan ada di lemari di kamar tidur. Kalau dia menginginkan kamu, biarkan saja, turuti kemauannya dan jangan dilawan sayang, dari pada engkau celaka. Kuatkan hatimu sayang… aku bisa mengerti.”
No comments:
Post a Comment